BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah mengalami menstruasi sejak usia pubertas dan
berlangsung terus selama masa subur (produktif), wanita akan sampai pada
penurunan fungsi hormonal yang mengakibatkan menurun dan berhentinya
menstruasi. Dengan berakhirnya haid, proses ovulasi dan pembuahan sel telur
juga berhenti. Segenap aparat kelenjar mengalami hambatan pengurangan
aktivitasnya. Organ kelamin turut mengalami proses atrofi, menjadi kisut dan
mundur fungsinya. Akhirnya, segenap bagian tubuh lambat laun menampakkan gejala
ketuaan. Fese demikian ini pada wanita disebut menopause (men = bulan, pause =
berhenti).
Fase menopause disebut pula sebagai periode klimakterium
(climacter = tahun perubahan/pergantian tahun yang berbahaya). Menopause
merupakan peristiwa fisiologis alamiah. Terjadi setelah berhentinya menstruasi
selama 1 tahun. Biasanya, menstruasi mulai berkurang (taper off) selama 2-5
tahun, paling sering antara umur 48 – 55 tahun, rata-rata pada umur 51,4 tahun.
Kaplan & Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis menopause,
seperti kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan, labilitas emosional,
iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur (insomnia).Tanda dan
gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night sweats), flushes dan hot
flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher dan tubuh yang disertai
keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan. Penyebab dari hot flashes ini
kemungkinan karena menurunnya sekresi luteinizing hormone (LH).
Menopaus secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi
hormone kewanitaan, terutama hormon oestrogen. Penurunan ini menyebabkan atrofi
(pengisutan) dan pengeringan mukosa vagina, sehingga sering terjadi vaginitis
(radang vagina), pruritus (gatal-galat), dispareuni (nyeri waktu hubungan
seksual), dan stenosis. Perubahan-perubahan system hormonal ini mempengaruhi
segenap konstitusi psiko-fisiologik sehingga berlangsung proses kemunduruan
yang progresif. Karena itu periode klimakterium atau menopause disebut “periode
krisis” karena perubahan dan kemunduran yang terjadi mengakibatkan
krisis-krisis dal kehidupan psikis pribadi seseorang.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa saja gangguan psikologi pada masa menopause?
2.
Bagaimana cara mengatasi
gangguan psikologi pada masa menopause?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui gangguan-gangguan psikologi yang terjadi pada masa
menopause.
2.
Mengetahui cara-cara mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada
masa menopause.
D. Manfaat Penulisan
1.
Bagi
Pembaca
Dengan
adanya makalah ini pembaca bisa mendapatkan informasi tentang gangguan-gangguan
psikologi pada masa menopause.
2.
Bagi
Penulis
Dengan adanya makalah
ini, penulis mampu menambah wawasan terutama dalam
gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gangguan Psikologi Pada Periode Menopause
Gangguan psikologis pada
masa menopause sering terjadi. Seperti halnya gangguan gelombang hormon dan
kebutuhan untuk beradaptasi dengan cara-cara baru membuat masa pubertas dan
remaja menjadi masa yang sulit. Beberapa wanita menemukan perubahan gelombang
hormon dan kebutuhan untuk menyesuaikan dengan perubahan membuat menopause
menjadi sangat sulit.
Perubahan psikologis pada
masa menopause seperti kehilangan sesuatu yang dibayangkan tentang kehidupan
dan harus menyesuaikan gejala menopause yang asing baginya. Ketidak teraturan
haid secara bawah sadar meningkatkan kecemasan wanita bahwa daya tarik seksual
dan fisiknya berkurang. Dia menjadi tua, merasa ditolak dan mencapai akhir dari
kehidupan. Emosi yang negatif ini tentu saja hanya berlangsung sementara.
Psikiatris menemukan,
banyak wanita pada masa menopause melampaui tiga tahap sebelum menyesuaikan
dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap dimana perasaan cemas makin
menonjol biasanya periode ini cukup singkat. Dilanjutkan dengan periode yang
mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan
suasana hati yang lainya muncul. Yang ketiga merasa ditolak oleh semua orang. Semua
anggapan itu tidak benar kelak si wanita akan memasuki tahap penyesuaian ulang.
Semua kesedihan dari bulan-bulan sebelumnya tinggal sebagai mimpi buruk.
B. Ganguan Psikologis Bagi
Wanita Menopause:
1.
Depresi Menstrual
1.1 Pengertian
Adalah keadaan
yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya
selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris.
Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun rasa depresif
itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan selalu tiba
bersamaan dengan datangnya siklus haid.
Depresi merupakan manifestasi dari
kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang
lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid.
1.2 Cara mengatasi gangguan psikologis yang
berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:
a.
Dukungan Informatif
1)
Memberikan konseling
khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua
wanita.
2)
Memberikan nasehat agar
wanita tersebut mau dan menerima siklusnya.
3)
Memberikan nasehat agar
dapat menerima keadaanya dengan lapang dada.
4)
Memberikan informasi agar
selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada
suaminya.
5)
Memberikan nasehat untuk
mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak,
elektronik dan lain – lain.
6)
Memberi nasehat untuk
mencari dukungan spiritual.
7)
Memberi contoh – contoh
pengalaman positif tentang wanita menopause.
8)
Menganjurkan untuk
berolahraga.
9)
Memberi latihan
penanganan stress.
10) Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr.
Obgyn atau psikolog bila perlu.
b. Dukungan Emosional
1) Mempunyai rasa empati terhadap hal yang
dialami oleh wanita menopause.
2) Melibatkan anggota keluarga terutama suami
dalam memahami kondisi istrinya.
3) Memberikan perhatian dan kepedulian kepada
wanita tersebut.
4) Menciptakan lingkungan keluarga yang
nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
c. Dukungan Penghargaan
1) Memberi penghormatan sehingga wanita
tersebut merasa dihargai.
2) Memberi dorongan atau support sehingga
wanita tersebut bisa percaya diri.
d.
Dukungan
Instrumental
1) Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang
dibutuhkan oleh wanita menopause.
2) Memberi bantuan materi (yang diberikan
keluarga).
2.
Masturbasi Klitoris
2.1 Pengertian
Banyak wanita yang dahulu selama
masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual, pada masa klimakteris ini
tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara lagi, dan ia menjadi
sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang selama periode
produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia klimakteris ini
mereka menjadi beku dingin secara seksual.
Adakalanya pada wanita menopause
timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali
sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
2.2 Cara mengatasi gangguan psikologis
masturbasi :
1) Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara
sehat.
2) Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk
mendapat terapi.
3) Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan
hubungan sex.
4) Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami
mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada istrinya.
3. Ide
Delerius
3.1 Pengertian
Adalah ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu
petualanganjika pada usia pubertas sudah pernah muncul
predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan
dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan
gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya gejala tersebut
berisikan ide delirius (kegilaan).
3.2
Cara
mengatasi gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
1)
Memberikan
nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2)
Memberikan
nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.
4.
Aktifitas
Hipomanis Semu
4.1
Pengertian
Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis
remaja dan selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai
kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas
kehidupannya jadi bertambah.
4.2
Cara mengatasi gangguan psikologis
tersebut yaitu:
1)
Memberi
nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang positif
contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan
kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
2)
Mengisi
kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
5.
Infantile
Infantile pada
masa menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua
ini. Saat menopause muncul kembali ingatan masa kecil,
keceriaan, harapan, permainan, lepas, gembira, asyik, dan masih banyak suasana
kegembiraan yang menyertai. Pada masa menopause infantil ini rasa
keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya seperti anak-anak.
6.
Insomnia
6.1
Pengertian
Insomnia
adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu
tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan ketegangan
situasional semua berperan dalam hal ini.
Setelah
usia 40 atau 45 tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau
tetap tidur:
1)
Penurunan
kadar hormon.
2)
Kemerahan
dan berkeringat di malam hari.
3)
Depresi
dan kecemasan.
4)
Masalah
fisik lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
5)
Penggunaan
kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.
6)
Masalah
Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran
pekerjaan, masalah keuangan dll.
7)
Berbagai
obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.
Untuk masalah ini, semakin wanita kehilangan tidur karena
gejala menopause, gejala insomnia akan lebih jelas terjadi. Kemurungan akan
menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi umum.
7.
Gangguan
konsep diri
Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif
yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam masyarakat.
Menurut
William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki
konsep dirinegatif, yaitu :
1)
Ia
peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan
mudah marah dan naik pitam.
2)
Orang
yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak
dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3)
Memiliki
sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau
meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan
atau pengakuan padakelebihan orang lain.
4)
Cenderung
merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia
bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan
dan keakraban persahabatan.
5)
Bersikap
pesimis terhadap kompetisi seperti ia enggan untuk bersaing dengan orang lain
dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan
yang merugikan dirinya.Ciri khas individu yang berkonsep diri negatif adalah
ketidak akuratan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai
pemahaman atau pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang dirinya, ia tidak
sungguh-sungguh mengetahui siapa dia, apa kelebihan dan kekurangannya.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri negatif akan cenderung
membuatindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan
interpersonal dan penguasaanlingkungan dalam masyarakat.
v Cara mengatasi
gangguan psikologi insomia,gangguan konsep diri dan infantile pada masa menopause adalah :
1)
Kembangkan kebiasaan
tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik
yang menyenangkan.
2)
Makanlah jangan terlalu
banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3)
Atur kenyamanan diri,
pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapi.
4)
Dapatkan udara segar,
jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan
menambah karbodioksida yang dihirup.
5)
Batasi minum/cairan
setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6)
Jernihkan pikiran,
cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum
tidur.
7)
Menunda jam tidur dan
tidak tidur siang.
8)
Mengerti dan menerima
diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9)
Aktifitas social dan
agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa
berserah diri kepada-Nya.
10)
Ketenangan dalam keluarga
yaitu adanya pengertian
dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul,
terasa ringan dan membawa kebahagiaan.
11)
Pengobatan dengan
esterogen dan kombinasi psikoterapi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
v Gangguan psikologis bagi wanita menopause antara lain Depresi
Menstrual, Masturbasi Klitoris, Ide
Delerius, Aktifitas
Hipomanis Semu, Infantile, Insomnia dan Gangguan konsep diri
v Depresi Menstrual adalah
keadaan
yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya
selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris
v Adakalanya
pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara
lagi ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris
(onani kelentit)
v Ide Delerius adalah
ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas
sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu
petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini
predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali.
v Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah.
v Infantile pada masa menopause adalah sifat
kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua.
v Insomnia
adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah
faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu tidur.
v Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif
yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam
masyarakat.
B.
KRITIK DAN SARAN
Pepatah pun mengatakan tak ada gading yang tak retak,
maka penulis sangat mengharapkan sekali kritik dan saran dari para pembaca,
karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh dengan kekurangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar